Berusaha untuk menyampaikan agama Islam, sesuai dengan tuntunan (Sunnah) Nabi Muhammad ﷺ dan pemahaman para Salafush Shalih (Shahabat, Tabi'in dan Tabi'ut tabi'in), karena mereka adalah tiga generasi terbaik Islam. Dengan menyajikan dalil-dalil shahih yang di kemas dalam bentuk Poster Dakwah, supaya orang lebih tertarik untuk membaca/memahami kandungan Al Qur'an dan Hadits dalam bentuk kreasi poster yang menarik, Insya Allah.
Minggu, 31 Mei 2020
Poster Dakwah
Rabu, 20 Mei 2020
Ghibah yang dibolehkan
Senin, 18 Mei 2020
Antara Tawakkal dan Usaha Mencari Rizki yang Halal
Minggu, 17 Mei 2020
Kewajiban berbakti kepada orang tua
Keutamaan Orang yang Sabar
Kumpulan doa pembuka pintu rezeki
Kumpulan doa pembuka pintu rezeki
Ada beberapa doa yang moga bisa menjadi pembuka pintu rezeki. Doanya mudah dan semoga mudah pula mendapatkan berkah.
Setiap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat Shubuh, setelah salam, beliau membaca do’a berikut,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
Allahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyibaa, wa ‘amalan mutaqobbalaa.
Artinya:
“Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).” (HR. Ibnu Majah, no. 925 dan Ahmad 6: 305, 322. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Kedua:
Do’a dari hadits ‘Ali, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengajarkan doa berikut,
اللَّهُمَّ اكْفِنِى بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
Allahumak-finii bi halaalika ‘an haroomik, wa agh-niniy bi fadhlika ‘amman siwaak.
Artinya:
“Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu.” (HR. Tirmidzi no. 3563. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Ketiga:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ، وَارْحَمْنِي ، وَاهْدِني ، وَعَافِني ، وَارْزُقْنِي
Allahummaghfirlii, warhamnii, wahdinii, wa ‘aafinii, warzuqnii.
Artinya:
“Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, berilah petunjuk padaku, selamatkanlah aku (dari berbagai penyakit), dan berikanlah rezeki kepadaku.”
Dari Thoriq bin Asy-yam –radhiyallahu ‘anhu-, ia berkata,
كَانَ الرَّجُلُ إِذَا أسْلَمَ عَلَّمَهُ النَّبيُّ – صلى الله عليه وسلم – الصَّلاَةَ ثُمَّ أمَرَهُ أنْ يَدْعُوَ بِهؤلاَءِ الكَلِمَاتِ : (( اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ، وَارْحَمْنِي ، وَاهْدِني ، وَعَافِني ، وَارْزُقْنِي )) .
“Jika seseorang baru masuk Islam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan pada beliau shalat, lalu beliau memerintahkannya untuk membaca do’a berikut: “Allahummaghfirlii, warhamnii, wahdinii, wa ‘aafinii, warzuqnii.” (HR. Muslim no. 35, 2697)
Dalam riwayat lain, dari Thariq, ia berkata bahwa ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam –dan ketika itu beliau didatangi seorang laki-laki-, lalu laki-laki tersebut berkata,
يَا رسول اللهِ ، كَيْفَ أقُولُ حِيْنَ أسْأَلُ رَبِّي ؟ قَالَ : (( قُلْ : اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ، وَارْحَمْنِي ، وَعَافِني ، وارْزُقْنِي ، فإنَّ هؤلاَءِ تَجْمَعُ لَكَ دُنْيَاكَ وَآخِرَتَكَ )) .
“Wahai Rasulullah, apa yang harus aku katakan ketika aku ingin memohon pada Rabbku?” Beliau bersabda, “Katakanlah: Allahummaghfir lii, warhamnii, wa ‘aafinii, warzuqnii”, karena do’a ini telah mencakup dunia dan akhiratmu. (HR. Muslim no. 36, 2697)
* Do’a di atas seperti kandungan dalam do’a duduk antara dua sujud dalam shalat.
Dalam hadits Ibnu ‘Abbas disebutkan do’a duduk antara dua sujud yang dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
رَبِّ اغْفِرْ لِي ، وَارْحَمْنِي ، وَاجْبُرْنِي ، وَارْفَعْنِي ، وَارْزُقْنِي ، وَاهْدِنِي.
“Robbighfirlii warahmnii, wajburnii, warfa’nii, warzuqnii, wahdinii (artinya: Ya Allah ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, tinggikanlah derajatku, berilah rezeki dan petunjuk untukku).” (HR. Ahmad 1: 371. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa haditsnya hasan).
Keempat:
اللَّهُمَّ أكْثِرْ مَالِي، وَوَلَدِي، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أعْطَيْتَنِي وَأطِلْ حَيَاتِي عَلَى طَاعَتِكَ، وَأحْسِنْ عَمَلِي وَاغْفِرْ لِي
Allahumma ak-tsir maalii wa waladii, wa baarik lii fiimaa a’thoitanii wa athil hayaatii ‘ala tho’atik wa ahsin ‘amalii wagh-fir lii.”
Artinya:
“Ya Allah perbanyaklah harta dan anakku serta berkahilah karunia yang Engkau beri. Panjangkanlah umurku dalam ketaatan pada-Mu dan baguskanlah amalku serta ampunilah dosa-dosaku.”
Doa ini adalah intisari dari dalil-dalil yang telah disebutkan di atas. (Intisari dari doa pada Anas dan hadits Abdurrahman bin Abi Bakrah di sini)
Semoga bermanfaat dan moga bisa diamalkan, moga Allah mudahkan pintu rezekinya.
—
Disusun di Darush Sholihin, Panggang, GK shubuh hari, 10 Jumadats Tsaniyyah 1437 H
Oleh Al-Faqir Ila Maghfirati Rabbihi: Muhammad Abduh Tuasikal
Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/13118-kumpulan-doa-pembuka-pintu-rezeki.html
Jumat, 15 Mei 2020
Pendidikan Tauhid dalam Keluarga
Kamis, 14 Mei 2020
Perbedaan Musyrik dengan Kafir
Beda Musyrik dengan Kafir
Pertanyaan:
Apa beda musyrik dengan kafir? Apakah Yahudi dan Nasrani tergolong musyrik ataukah kafir?
Jawaban:
Kekafiran adalah menolak kebenaran dan menutupinya karena makna dasar kekafiran dalam bahasa Arab adalah menutupi. Sedangkan kemusyrikan adalah beribadah kepada selain Allah. Kekafiran bisa timbul karena menentang dan mendustakan sedangkan orang musyrik itu beriman kepada Allah. Inilah perbedaan mendasar antara orang kafir dan orang musyrik.
Akan tetapi terkadang digunakan kata kekafiran dengan pengertian kemusyrikan dan kemusyrikan dengan pengertian kekafiran. Jadi maknanya bisa ditukar tukar.
An Nawawi mengatakan, “Istilah kekafiran dan kemusyrikan terkadang digunakan dalam pengertian kafir kepada Allah. Namun kedua kata tersebut terkadang maknanya berbeda. Kemusyrikan dikerucutkan dalam pengertian beribadah kepada patung atau makhluk lainnya diiringi pengakuan dan keimanan kepada Allah. Dalam kondisi ini kekafiran itu lebih luas cakupannya dari pada kemusyrikan” (Syarh Shahih Muslim 2/71).
Syaikh Ibnu Baz mengatakan, “Kekafiran adalah menolak kebenaran dan menutupinya semisal orang yang menolak kewajiban sholat, zakat, puasa di bulan Ramadhan, berhaji bagi yang mampu, wajibnya berbakti kepada orang tua dan semisalnya. Contoh lainnya adalah orang yang menolak keharaman zina, minum minuman yang memabukkan, durhaka kepada kedua orang tua dan lain-lain.
Sedangkan kemusyrikan adalah beribadah kepada selain Allah semisal meminta tolong agar kesusahan yang dia alami hilang kepada orang yang sudah mati atau orang yang masih hidup namun beda tempat, kepada jin, patung, benda angkasa dan lain-lain, menyembelih hewan untuk makhluk-makhluk tersebut dan bernadzar untuknya. Akan tetapi orang kafir boleh disebut musyrik dan orang musyrik boleh disebut kafir sebagaimana dalam QS al Mukminun:117, al Maidah: 72, Fathir: 13-14. Dalam QS Fathir: 13-14 Allah menyebut doa kepada selain Allah sebagai kemusyrikan sedangkan dalam surat al Mukminun disebut sebagai kekafiran.
Dalam QS at Taubah: 32-33 Allah sebut orang-orang kafir dengan sebutan orang kafir dan orang musyrik. Hal ini menunjukkan bahwa orang kafir bisa disebut musyrik dan musyrik bisa disebut kafir. Ayat dan hadits yang menunjukkan demikian banyak sekali.
Dalil lainnya adalah sabda Nabi, “Garis pemisah antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat” (HR Muslim dari Jabir bin Abdillah). Nabi juga bersabda, “Poin pembeda antara kami dengan mereka adalah shalat. Siapa saja yang meninggalkannya maka dia kafir” (HR Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah dengan sanad yang shahih dari Buraidah bin Hushaiyyib)” (Majmu Fatawa Syaikh Ibnu Baz 9/174-175).
Ibnu Baz juga mengatakan, “Diantara kemusyrikan adalah beribadah kepada selain Allah secara totalitas. Hal ini disebut kemusyrikan juga disebut kekafiran. Siapa saja yang cuek dari Allah secara total dengan beribadah kepada selain Allah semisal pohon, batu, patung, jin dan sebagian orang yang sudah mati tepatnya yang disebut wali. Beribadah kepada wali, shalat dan puasa untuknya serta melupakan Allah secara total adalah kekafiran dan kemusyrikan yang sangat besar. Demikian pula orang yang mengingkari keberadaan Allah dan mengatakan tidak ada yang namanya tuhan karena hidup hanyalah alam materi saja semisal komunis atheis yang mengingkari adanya tuhan, mereka adalah manusia yang paling kafir dan paling sesat serta paling besar kemusyrikan dan kesesatannya.
Intinya pemilik keyakinan-keyakinan di atas dan semisalnya disebut orang musyrik juga bisa disebut orang yang kafir kepada Allah. Karena ketidaktahuannya ada orang yang melakukan kesalahan fatal dengan menamai tindakan berdoa meminta-minta kepada orang yang sudah mati wasilah dan dikira hukumnya adalah boleh. Ini adalah kesalahan yang fatal karena perbuatan ini termasuk kemusyrikan kepada Allah yang paling besar meski sebagian orang yang bodoh atau musyrik menyebutnya wasilah. Perbuatan tersebut adalah ibadahnya orang-orang musyrik yang Allah cela. Bahkan Allah kirim para rasul dan turunkan berbagai kitab suci untuk mengingkarinya dan mengingat bahaya perbuatan tersebut” (Majmu Fatawa Syaikh Ibnu Baz 4/32-33).
Orang Yahudi dan Nasrani adalah orang kafir sekaligus musyrik. Disebut kafir karena mereka menolak kebenaran dan mendustakannya dan disebut orang musyrik karena mereka beribadah kepada selain Allah.
Dalam surat at Taubah: 31, orang Yahudi dan Nasrani disebut musyrik sedangkan dalam surat al Bayyinah disebut kafir.
Syaikh Abdul Aziz bin Baz menyanggah orang yang berpandangan bahwa istilah musyrik itu tidak mencakup Yahudi dan Nasrani dengan mengatakan, “Yang lebih dekat kepada kebenaran Yahuda dan Nasrani itu termasuk musyrik karena mereka itu musyrik sekaligus kafir tanpa ragu. Oleh karena itu Yahudi dan Nasrani dilarang masuk Masjidil Haram, QS at Taubah: 28.
Andai Yahudi dan Nasrani tidak termasuk musyrik tentu saja QS at Taubah: 28 tidak berlaku untuk mereka. Setelah menyebutkan keyakinan yang dimiliki oleh Yahudi dan Nasrani dalam QS at Taubah: 31 Allah sebut mereka sebagai orang musyrik karena Yahudi berkeyakinan bahwa Uzair adalah putra Allah sebagaimana Nasrani berkeyakinan bahwa Isa adalah putra Allah. Yahudi dan Nasrani juga menjadikan ulama dan ahli ibadah mereka sebagai sesembahan selain Allah. Ini semua termasuk kemusyrikan yang sangat jelek. Ayat yang menjelaskan hal ini sangatlah banyak” (Majmu Fatawa Syaikh Ibnu Baz 4/274).
Sumber di sini.
Ustadz Aris Munandar, M.Pd.I.
Keutamaan menghafal 10 ayat pertama surat Al Kahfi
Di antara keutamaan surat Al-Kahfi adalah jika sepuluh ayat pertama itu dihafal. Bahkan dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa yang dihafal adalah sepuluh ayat terakhir. Apa keutamaannya?
Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, .
مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ
“Siapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, maka ia akan terlindungi dari Dajjal.” (HR. Muslim no. 809)
Dalam riwayat lain disebutkan, “Dari akhir surat Al-Kahfi.” (HR. Muslim no. 809)
Dalam hadits di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa siapa yang menghafal sepuluh ayat pertama atau terakhir dari surat Al-Kahfi, maka ia terlindungi dari Dajjal.
Imam Nawawi berkata, “Ada ulama yang mengatakan bahwa sebab mendapatkan keutamaan seperti itu adalah karena di awal surat Al-Kahfi terdapat hal-hal menakjubkan dan tanda kuasa Allah. Tentu saja siapa yang merenungkannya dengan benar, maka ia tidak akan terpengaruh dengan fitnah Dajjal. Begitu pula akhir surat Al-Kahfi, mulai dari ayat,
أَفَحَسِبَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ يَتَّخِذُوا عِبَادِي مِنْ دُونِي أَوْلِيَاءَ إِنَّا أَعْتَدْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَافِرِينَ نُزُلًا
“maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka Jahannam tempat tinggal bagi orang-orang kafir.” (QS. Al-Kahfi: 102) (Syarh Shahih Muslim, 6: 84)
📖 Rumaysho.com
Rabu, 13 Mei 2020
Agama seseorang tergantung Agama temannya
Kualitas agama seseorang tergantung agama temannya
Permisalan Seorang Teman
Kerusakan yang terjadi pada remaja saat ini, mulai dari pergaulan bebas, minum obat-obatan terlarang, tawuran, dan kenakalan lainnya adalah dampak dari salah memilih teman. Juga sebaliknya jika kita dapati remaja yang hidup dalam kebaikan maka bisa dipastikan adanya pengaruh baik dari temannya.
Durasi waktu yang digunakan para remaja dengan teman-temannya jauh lebih banyak dibandingkan dengan orang tua, guru, dan keluarganya.
Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السُّوءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رَيْحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الْكِيْرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيْحًا خَبِيثَةً
“Permisalan teman duduk yang saleh dan teman duduk yang buruk seperti penjual misik dan pandai besi. Adapun penjual misik, boleh jadi ia memberimu misik, engkau membeli darinya, atau setidaknya engkau akan mencium bau harumnya. Adapun pandai besi, boleh jadi akan membuat bajumu terbakar atau engkau mencium bau yang tidak sedap.”
(HR. al-Imam al-Bukhari dalam ash-Shahih (no. 2101 dan 5534), Muslim t (8/37—38).
Dari hadits di atas menunjukkan bahwa dengan siapapun seseorang bergaul akan terpengaruh oleh temannya.
Persahabatan adalah hubungan sosial yang nyaris tidak terlepas dari sejarah manusia. Hubungan ini berpengaruh besar dalam kehidupan jiwa, sosial, dan wawasan seseorang. Di antara contoh sejarah istimewa pengaruh persahabatan adalah persahabatan Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ikatan jiwa yang kuat pun tumbuh dalam ketaatan, ketakwaan, dan perjuangan dalam islam dari persahabatan tersebut.
Teman Remaja
Para remaja cenderung mengarah kepada teman sebaya untuk membentuk suatu persahabatan yang melibatkan banyak hal, diantaranya persamaan perubahan fisik, jiwa, akal dan lainnya. Kesamaan di antara para sebaya ini sering kali memicu remaja untuk terikat erat dalam sebuah persahabatan yang bagi mereka adalah segalanya. Biasanya, tidak ada seorang pun yang mereka lihat lebih utama dari sahabat mereka.
Kesamaan tujuan dan pandangan serta timbulnya cinta dalam persahabatan ini berujung pada tingkatan pribadi dan kedekatan yang berlebihan, sampai-sampai seorang remaja tidak akan melakukan apapun tanpa melibatkan teman dekatnya. Rasulullah shalallahu ‘alahi wasallam bersabda :
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian”. (HR. Abu Daud no. 4833, Tirmidzi no. 2378, Ahmad 2: 344, dari Abu Hurairah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shohihul Jaami’ 3545).
Dalam hadits lain Rasulullah bersabda, “Seseorang itu bersama dengan yang ia cintai”. (HR. Muttafaq Alaihi).
Jauhilah Teman yang Buruk
Teman dekat akan mempengaruhi akidah, keyakinan, dan pemikiran seseorang. Inilah pengaruh paling dalam dan menyita perhatian sebagian besar para orang tua dan pendidik setelah hilang kesempatan. Karena besarnya pengaruh yang ditimbulkan teman, para pendidik bisa mengenali seseorang melalui teman-temannya dan menilainya berdasarkan pengetahuan teman-temannya. Dalam sebuah atsar disebutkan, “Jauhilah teman tidak baik! karena dengan teman seperti itu, kau dikenal”.
Seorang pujangga menuturkan:
عَنِ الْمَرْءِ لَا تَسْأَل وَاسْأَلْ عَنْ قَرِيْنِهِ – – فَـكُلُّ قَــرِيْنٍ بِالْمُقَـارِنِ يَقْتَــدِيْ
إِذَا كُنْتَ فِيْ قَوْمٍ فَصَـاحِبْ خِيَارَهُمْ – – وَلَا تَصْحَب الْأَرْدَى فَتَرْدَى مَعَ الرَّدِيْ
“Tidak perlu engkau tanyakan (tentang) siapa seseorang itu, namun tanyakanlah siapa teman dekatnya”
“Karena setiap orang itu meniru (tabiat) teman dekatnya”
“Jika engkau ada di suatu kaum, maka bertemanlah dengan orang-orang yang baik diantara mereka”
“Dan janganlah berteman dengan orang-orang yang hina (diantara mereka), niscaya engkau menjadi hina bersamanya.”
Malik bin Dinar rahimahullah di mana ia berkata,
كُلُّ جَلِيْسٍ لاَ تَسْتَفِيْدُ مِنْهُ خَيْرًا فَاجْتَنِبْهُ
“Setiap pertemanan yang tidak mendatangkan kebaikan apa-apa bagimu, maka jauhilah.”
(Hilyatul Auliya’, 1: 51, dinukil dari – At Tadzhib Al Mawdhu’iy li Hilyatil Auliya’, hal. 471).
Kepada setiap orang tua semoga Allah merahmatimu, pastikan bahwa anak-anakmu sudah berteman dengan teman yang baik. Teman yang akan membawa kepada kebaikan dunia dan akhirat. Bukan teman yang akan menyeret kepada keburukan.
Ditulis Oleh
Ustadz Abu Rufaydah حفظه الله
(Kontributor Bimbinganislam.com)
Referensi: https://bimbinganislam.com/perhatikanlah-siapa-temanmu/
Selasa, 12 Mei 2020
Perkara Syubhat (Samar)
Bersyukur adalah ibadah
Allah Ta’ala dalam banyak ayat di dalam Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk bersyukur kepada-Nya. Maka syukur adalah ibadah dan bentuk ketaatan atas perintah Allah. Allah Ta’ala berfirman,
فاذكروني أذكركم واشكروا لي ولا تكفرون
“Ingatlah kepada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah ingkar” (QS. Al Baqarah: 152)
Allah Ta’ala juga berfirman,
يا أيها الذين آمنوا كلوا من طيبات ما رزقناكم واشكروا لله إن كنتم إياه تعبدون
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah” (QS. Al Baqarah: 172).
Maka bersyukur adalah menjalankan perintah Allah dan enggan bersyukur serta mengingkari nikmat Allah adalah bentuk pembangkangan terhadap perintah Allah.
Buah Manis dari Syukur
- Syukur Adalah Sifat Orang Beriman
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ؛ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mu’min sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya” (HR. Muslim no.7692).
- Merupakan Sebab Datangnya Ridha Allah
Allah Ta’ala berfirman,
وإن تشكروا يرضه لكم
“Jika kalian ingkar, sesungguhnya Allah Maha Kaya atas kalian. Dan Allah tidak ridha kepada hamba-Nya yang ingkar dan jika kalian bersyukur Allah ridha kepada kalian” (QS. Az-Zumar: 7).
- Merupakan Sebab Selamatnya Seseorang Dari Azab Allah
Allah Ta’ala berfirman,
ما يفعل الله بعذابكم إن شكرتم وآمنتم
“Tidaklah Allah akan mengadzab kalian jika kalian bersyukur dan beriman. Dan sungguh Allah itu Syakir lagi Alim” (QS. An-Nisa: 147).
- Merupakan Sebab Ditambahnya Nikmat
Allah Ta’ala berfirman,
وإذ تأذن ربكم لئن شكرتم لأزيدنكم
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mengumumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’” (QS. Ibrahim: 7).
- Ganjaran Di Dunia dan Akhirat
Janganlah Anda menyangka bahwa bersyukur itu hanya sekedar pujian dan berterima kasih kepada Allah. Ketahuilah bahwa bersyukur itupun menuai pahala, bahkan juga membuka pintu rezeki di dunia. Allah Ta’ala berfirman,
وسنجزي الشاكرين
“Dan sungguh orang-orang yang bersyukur akan kami beri ganjaran” (QS. Al Imran: 145).
Imam Ath Thabari menafsirkan ayat ini dengan membawakan riwayat dari Ibnu Ishaq, “Maksudnya adalah, karena bersyukur, Allah memberikan kebaikan yang Allah janjikan di akhirat dan Allah juga melimpahkan rizki baginya di dunia” (Tafsir Ath Thabari, 7/263).
Tanda-Tanda Orang yang Bersyukur
- Mengakui dan Menyadari Bahwa Allah Telah Memberinya Nikmat
Orang yang bersyukur senantiasa menisbatkan setiap nikmat yang didapatnya kepada Allah Ta’ala. Ia senantiasa menyadari bahwa hanya atas takdir dan rahmat Allah semata lah nikmat tersebut bisa diperoleh. Sedangkan orang yang kufur nikmat senantiasa lupa akan hal ini. Dari Ibnu Abbas Radhiallahu’anhuma, ia berkata,
مُطِرَ النَّاسُ على عهدِ النَّبيِّ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ فقالَ النَّبيُّ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ أصبحَ منَ النَّاسِ شاكرٌ ومنهم كافرٌ قالوا هذهِ رحمةُ اللَّهِ وقالَ بعضُهم لقد صدقَ نوءُ كذا وكذا
“Ketika itu hujan turun di masa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, lalu Nabi bersabda, ‘Atas hujan ini, ada manusia yang bersyukur dan ada yang kufur nikmat. Orang yang bersyukur berkata, ‘Inilah rahmat Allah.’ Orang yang kufur nikmat berkata, ‘Oh pantas saja tadi ada tanda begini dan begitu’” (HR. Muslim no.73).
- Menyebut-Nyebut Nikmat yang Diberikan Allah
Mungkin kebanyakan kita lebih suka dan lebih sering menyebut-nyebut kesulitan yang kita hadapi dan mengeluhkannya kepada orang-orang. “Saya sedang sakit ini.” “Saya baru dapat musibah itu..” “Saya kemarin rugi sekian rupiah..”, dll. Namun sesungguhnya orang yang bersyukur itu lebih sering menyebut-nyebut kenikmatan yang Allah berikan. Karena Allah Ta’ala berfirman,
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
“Dan nikmat yang diberikan oleh Rabbmu, perbanyaklah menyebutnya” (QS. Adh-Dhuha: 11).
Namun tentu saja tidak boleh takabbur (sombong) dan ‘ujub (merasa kagum atas diri sendiri).
- Menunjukkan Rasa Syukur dalam Bentuk Ketaatan kepada Allah
Sungguh aneh jika ada orang yang mengaku bersyukur, ia menyadari segala yang ia miliki semata-mata atas keluasan rahmat Allah, namun di sisi lain melalaikan perintah Allah dan melanggar larangan-Nya, ia enggan shalat, enggan belajar agama, enggan berzakat, memakan riba, dll. Jauh antara pengakuan dan kenyataan. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ بِبَدْرٍ وَأَنْتُمْ أَذِلَّةٌ فَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya” (QS. Ali Imran: 123).
Maka rasa syukur itu ditunjukkan dengan ketakwaan.
Tips Agar Menjadi Orang yang Bersyukur
- Senantiasa Berterima Kasih kepada Orang Lain
Salah cara untuk mensyukuri nikmat Allah adalah dengan berterima kasih kepada manusia yang menjadi perantara sampainya nikmat Allah kepada kita. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
لا يشكر الله من لا يشكر الناس
“Orang yang tidak berterima kasih kepada manusia, berarti ia tidak bersyukur kepada Allah” (HR. Tirmidzi no.2081, ia berkata: “Hadits ini hasan shahih”).
Beliau juga bersabda,
مَنْ صَنَعَ إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا مَا تُكَافِئُونَهُ فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَرَوْا أَنَّكُمْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ
“Barangsiapa yang telah berbuat suatu kebaikan padamu, maka balaslah dengan yang serupa. Jika engkau tidak bisa membalasnya dengan yang serupa maka doakanlah ia hingga engkau mengira doamu tersebut bisa sudah membalas dengan serupa atas kebaikan ia” (HR. Abu Daud no. 1672, dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Abu Daud).
Oleh karena itu, mengucapkan terima kasih adalah akhlak mulia yang diajarkan oleh Islam. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
مَن صُنِعَ إليهِ معروفٌ فقالَ لفاعلِهِ : جزاكَ اللَّهُ خيرًا فقد أبلغَ في الثَّناءِ
“Barangsiapa yang diberikan satu kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya dengan mengatakan, ‘Jazaakallahu khair’ (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka sungguh hal itu telah mencukupinya dalam menyatakan rasa syukurnya” (HR. Tirmidzi no.2167, ia berkata: “Hadits ini hasan jayyid gharib”, dishahihkan Al-Albani dalam Shahih At Tirmidzi).
- Merenungkan Nikmat-Nikmat Allah
Dalam Al-Qur’an sering kali Allah menggugah hati manusia bahwa banyak sekali nikmat yang Ia limpahkan sejak kita datang ke dunia ini, agar kita sadar dan bersyukur kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman,
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur” (QS. An-Nahl: 78).
- Qana’ah
Senantiasa merasa cukup atas nikmat yang ada pada diri kita membuat kita selalu bersyukur kepada Allah. Sebaliknya, orang yang senantiasa merasa tidak puas, merasa kekurangan, ia merasa Allah tidak pernah memberi kenikmatan kepadanya sedikitpun. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
كن وَرِعًا تكن أعبدَ الناسِ ، و كن قنِعًا تكن أشْكَرَ الناسِ
“Jadilah orang yang wara’, maka engkau akan menjadi hamba yang paling berbakti. Jadilah orang yang qana’ah, maka engkau akan menjadi hamba yang paling bersyukur”(HR. Ibnu Majah no. 3417, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah).
- Sujud Syukur
Salah satu cara untuk mengungkapkan rasa syukur ketika mendapat kenikmatan yang begitu besar adalah dengan melakukan sujud syukur.
عن أبي بكرة نفيع بن الحارث رضي الله عنه قال: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا جاءه أمر بشر به خر ساجدا؛ شاكرا لله
“Dari Abu Bakrah Nafi’ Ibnu Harits Radhiallahu’anhu ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasanya jika menjumpai sesuatu yang menggemberikan beliau bersimpuh untuk sujud. Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah” (HR. Abu Daud no.2776, dihasankan oleh Al-Albani dalam Irwaul Ghalil).
- Berdzikir
Berdzikir dan memuji Allah adalah bentuk rasa syukur kita kepada Allah. Ada beberapa dzikir tertentu yang diajarkan oleh Rasulullah khusus mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
من قال حين يصبح: اللهم ما أصبح بي من نعمة أو بأحد من خلقك فمنك وحدك لا شريك لك، فلك الحمد ولك الشكر. فقد أدى شكر يومه، ومن قال ذلك حين يمسي فقد أدى شكر ليلته
“Barangsiapa pada pagi hari berdzikir: Allahumma ashbaha bii min ni’matin au biahadin min khalqika faminka wahdaka laa syariikalaka falakal hamdu wa lakasy syukru.”
(Ya Allah, atas nikmat yang Engkau berikan kepada ku hari ini atau yang Engkau berikan kepada salah seorang dari makhluk-Mu, maka sungguh nikmat itu hanya dari-Mu dan tidak ada sekutu bagi-Mu. Segala pujian dan ucap syukur hanya untuk-Mu)
Maka ia telah memenuhi harinya dengan rasa syukur. Dan barangsiapa yang mengucapkannya pada sore hari, ia telah memenuhi malamnya dengan rasa syukur” (HR. Abu Daud no.5075, dihasankan oleh Syaikh Abdul Qadir Al-Arnauth dalam tahqiqnya terhadap kitab Raudhatul Muhadditsin).
Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/30031-jadilah-hamba-allah-yang-bersyukur.html
Bukti Cinta kepada Rosulullah ﷺ
Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang berarti segala sesuatu yang bersumber dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi ...
-
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَ...
-
Orang tua adalah salah satu pintu surga yang paling mudah untuk dimasuki Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ﺍﻟْﻮ...
-
Awas..!!! Bahaya tasyabbuh bil kuffar (Menyerupai dan mengikuti tradisi/budaya yang berasal dari kegiatan ibadah orang kafir) ...